Batas konsumsi telur bagi penderita kolesterol tinggi sebenarnya tidak memiliki batasan yang kaku. Hal ini karena efek konsumsi telur terhadap kadar kolesterol dapat bervariasi antara individu satu dengan yang lain. Beberapa orang mungkin memiliki respons yang lebih sensitif terhadap kolesterol dalam makanan, sedangkan yang lainnya tidak begitu terpengaruh.
Namun, American Heart Association (AHA) dan Dietary Guidelines for Americans merekomendasikan batas konsumsi kolesterol secara keseluruhan, termasuk kolesterol dari telur. Rekomendasi terbaru AHA menyarankan bahwa konsumsi kolesterol harian harus dibatasi hingga 300 mg bagi individu sehat, dan hingga 200 mg bagi mereka yang memiliki risiko penyakit kardiovaskular atau kolesterol tinggi.
Satu butir telur besar mengandung sekitar 186 mg kolesterol, yang berarti jika Anda mengonsumsi satu butir telur per hari, Anda akan mendapatkan sekitar dua pertiga dari batas harian yang direkomendasikan. Namun, penting untuk diingat bahwa sumber kolesterol lainnya juga ada dalam pola makan sehari-hari, seperti makanan berlemak jenuh, daging merah, makanan olahan, dan makanan cepat saji. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan asupan kolesterol dari berbagai sumber makanan.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan kualitas pola makan secara keseluruhan, bukan hanya fokus pada konsumsi telur. Jika Anda mengonsumsi telur tetapi makanan lain dalam pola makan Anda rendah lemak jenuh dan tinggi serat, dan Anda menjaga berat badan yang sehat serta rutin berolahraga, konsumsi telur dalam jumlah moderat biasanya tidak akan berdampak signifikan terhadap kadar kolesterol Anda.
Namun, pada individu dengan riwayat penyakit jantung, diabetes, atau kondisi kesehatan lain yang membutuhkan pengendalian ketat terhadap kolesterol, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Mereka dapat memberikan saran yang lebih spesifik berdasarkan kondisi kesehatan individu dan membantu menyesuaikan konsumsi telur dan asupan kolesterol secara keseluruhan.
Penting untuk diingat bahwa pilihan metode memasak telur juga dapat mempengaruhi kandungan lemak dan kolesterolnya. Menggoreng telur dengan minyak atau mentega dapat menambah lemak jenuh yang tidak sehat, sedangkan merebus atau mengukus telur dapat menjadi pilihan yang lebih sehat.
Untuk memantau dampak konsumsi telur terhadap kadar kolesterol, dapat dilakukan pemeriksaan darah secara rutin untuk memantau perubahan dan respon tubuh terhadap pola makan. Diskusikan dengan dokter atau ahli gizi Anda untuk menentukan batas konsumsi telur yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.