Anemia hemolitik adalah kelompok penyakit darah yang ditandai oleh pemecahan atau penghancuran yang berlebihan dari sel darah merah (eritrosit). Pada keadaan normal, siklus hidup sel darah merah adalah sekitar 120 hari sebelum mereka dihancurkan oleh sistem retikuloendotelial, terutama di limpa. Namun, pada anemia hemolitik, proses pemecahan sel darah merah terjadi lebih cepat daripada yang seharusnya, menyebabkan kekurangan sel darah merah yang dapat mengakibatkan gejala seperti kelelahan, pucat, dan sesak napas.
**Penyebab Anemia Hemolitik:**
1. **Keturunan (Herediter):** Beberapa jenis anemia hemolitik bersifat genetik atau diwariskan, seperti anemia sel sabit, thalasemia, dan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD).
2. **Autoimun:** Sistem kekebalan tubuh dapat menyerang dan menghancurkan sel darah merah karena salah mengenali mereka sebagai benda asing. Ini disebut anemia hemolitik autoimun.
3. **Infeksi:** Beberapa infeksi, terutama yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri atau parasit, dapat menyebabkan anemia hemolitik.
4. **Reaksi Obat:** Beberapa obat dapat menyebabkan reaksi yang menghancurkan sel darah merah dan memicu anemia hemolitik, seperti obat-obat tertentu untuk mengobati infeksi, hipertensi, atau penyakit autoimun.
5. **Gangguan Mekanis:** Adanya obstruksi fisik atau gangguan mekanis pada sirkulasi darah, seperti pada koarktasio aorta atau katup jantung yang rusak, dapat menyebabkan kerusakan pada sel darah merah dan anemia hemolitik.
**Gejala Anemia Hemolitik:**
– Kelelahan yang berlebihan.
– Kulit dan mata yang pucat.
– Ikterus (kulit dan mata berwarna kuning akibat hiperbilirubinemia).
– Pembesaran limpa (spleen) dan hati.
– Urin gelap karena pelepasan pigmen dari sel darah merah yang rusak.
**Pengobatan Anemia Hemolitik:**
Pengobatan anemia hemolitik bergantung pada penyebabnya. Beberapa bentuk anemia hemolitik memerlukan manajemen simptomatik, sementara yang lain mungkin memerlukan pengobatan khusus, seperti transfusi darah, pengobatan imunosupresif untuk anemia hemolitik autoimun, atau pengelolaan penyakit genetik yang mendasarinya.
Konsultasikan dengan dokter hematologi atau spesialis lainnya untuk evaluasi menyeluruh, diagnosis, dan rencana pengobatan yang sesuai dengan kondisi dan penyebab anemia hemolitik yang mendasarinya.